Banyuwangi, Jatim.co – Dinamika transportasi dan mobilitas masyarakat di Kabupaten Banyuwangi yang terhambat akibat dampak pengurangan armada penyeberangan di Pelabuhan Ketapang dan ditutupnya jalur Gumitir karena proses perbaikan menjadi agenda utama Rapat Koordinasi.
Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banyuwangi di Pendapa Sabha Swagata Blambangan, Kamis (24/7/2025).
Dipimpin oleh Bupati Ipuk Fiestiandani dan diikuti Kapolresta Kombespol Rama Samtama Putra, Dandim 0825 Letkol Arh Joko Sukoyo, Dananal Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, Kejaksaan Negeri (Kejari), unsur Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) serta Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lainnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dua agenda dalam rakor tersebut yang pertama membahas upaya mengurai kemacetan di Jalur Situbondo-Banyuwangi akibat pengurangan armada kapal penyeberangan sehingga terjadi penumpukan truk yang hendak menyeberang ke Gilimanuk, Bali.
Pembahasan kedua terkait terhambatnya transportasi dan mobilitas masyarakat akibat ditutupnya sementara jalur Gumitir sebagai penghubung Banyuwangi-Jember karena ada proses perbaikan jalur yang kerap terjadi akibat longsor.
“Ini adalah kerja bersama, kami ingin memastikan mobilitas warga dan distribusi logistik tetap berjalan, wisatawan tetap nyaman, dan perekonomian Banyuwangi tidak terganggu,” ujar Bupati Ipuk dalam pernyataan awal.

Identifikasi Akar Masalah Dan Rumusan Langkah Strategis
Dalam rakor masing-masing pengampu kebijakan juga menyampaikan update terkini situasi dan kondisi dilapangan serta solusi yang bisa dilaksanakan untuk menyikapi dinamika yang terjadi. Sehingga dapat mengidentifikasi akar masalah dan rumusan langkah strategis untuk mengatasi.
Hasil identifitasi menghasilkan tiga akar masalah kemacetan diantaranya, pertama pengurangan jumlah kapal penyeberangan rute Ketapang-Gilimanuk akibat proses docking untuk pemeriksaan kelayakan kapal.
Berikutnya dominasi kendaraan besar dan tronton dengan tonase tinggi yang menyebabkan kapal hanya bisa memuat sekitar 70% dari kapasitas normal.
Kemudian perilaku pengemudi yang tidak tertib, saling mendahului antrean, serta minimnya informasi kepada masyarakat dan wisatawan terkait kondisi aktual di lapangan.
Terkait indetifikasi akar masalah kemacetan di jalur Pelabuhan Penyeberangan Ketapang dan Banyuwangi-Situbondo dihasilkan rumusan langkah strategis yang bisa dilaksanakan.
Pertama, pembentukan Satgas Khusus di bawah kendali Kapolresta Banyuwangi, untuk mengatur antrean dan memastikan tertib lalu lintas di area pelabuhan penyeberangan Ketapang.
Yang kedua, pemasangan CCTV di titik strategis, yang dapat diakses secara daring melalui media sosial resmi guna memberikan informasi real-time kepada masyarakat.
Kemudian, pemasangan CCTV di titik strategis, yang dapat diakses secara daring melalui media sosial resmi guna memberikan informasi real-time kepada masyarakat.
Lalu pembentukan Posko Gabungan di titik-titik rawan, terdiri atas personel TNI, Polri, Pemda, relawan, tenaga medis, serta pelibatan desa-desa sekitar sebagai simpul dukungan lapangan.
Berikutnya, pengalihan rute untuk kendaraan besar dan truk tronton agar menggunakan Pelabuhan Jangkar dengan tujuan Lombok, sebagai jalur alternatif untuk mengurangi kepadatan di Ketapang.
Selanjutnya, Pemkab Banyuwangi berkirim surat resmi ke Kementerian Perhubungan, meminta percepatan penambahan armada kapal penyeberangan untuk mengatasi backlog kendaraan yang mengular.
Selain itu Komandan Lanal Banyuwangi juga akan mengusulkan dukungan operasional kapal LST dari TNI AL, sebagai solusi alternatif jangka pendek untuk memperkuat kapasitas penyeberangan.
Sedangkan hasil rumusan dari identifikasi pantaun lapangan akibat ditutupnya jalur penghubung Banyuwangi-Jember di Gunung Gumitir karena proses perbaikan jalur.
Pertama, transportasi umum seperti PO Bus yang selama ini melayani trayek Banyuwangi menuju Jember atau sebaliknya untuk layanan keberangkatan penumpang dari Kalibaru.
Kemudian, akan dilakukan kesepakatan bersama dengan PT KAI Daop 9 Jember tentang penambahan dan pemberhentian penumpang KA Pandanwangi di 6 stasiun dan tambahan operasional KA Mutiara Timur.
Upaya berikutnya adalah menyampaikan tambahan Flight dengan Air Asia rute Jakarta-Banyuwangi serta Maskapai penerbangan Fly Jaya dan Susy Air untuk rute Surabaya-Banyuwangi.
Dari rakor ini semua pihak menyepakati pentingnya sinergi dan respon cepat untuk memastikan Banyuwangi tetap aman dan kondusif di tengah dinamika hambatan arus lalu lintas yang tinggi. (riz)