TikTok Hadapi Ancaman Larangan di AS, Elon Musk Pertimbangkan Akuisisi

- Jurnalis

Sabtu, 15 Februari 2025 - 04:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


TikTok, platform video populer milik ByteDance asal Tiongkok, menghadapi ancaman larangan operasi di Amerika Serikat mulai 19 Januari 2025. Pemerintah AS mengkhawatirkan potensi risiko keamanan nasional terkait data pengguna yang dapat diakses oleh pemerintah Tiongkok. Sebagai respons, ByteDance diharuskan menjual operasi TikTok di AS kepada pembeli yang disetujui pemerintah sebelum tenggat waktu tersebut.

Menurut laporan, Elon Musk, CEO Tesla dan pemilik platform media sosial X, sedang dalam pembicaraan dengan pihak Tiongkok untuk kemungkinan mengakuisisi operasi TikTok di AS. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk menghindari larangan yang akan datang. Sumber memperkirakan nilai operasi TikTok di AS antara $40 miliar hingga $50 miliar.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, TikTok membantah laporan tersebut. “Kami tidak dapat mengomentari spekulasi tanpa dasar,” ujar juru bicara TikTok.

Selain Musk, beberapa miliarder lain menunjukkan minat untuk mengakuisisi TikTok. Frank McCourt, mantan pemilik Los Angeles Dodgers, bersama dengan Kevin O’Leary dari “Shark Tank,” telah membentuk konsorsium bernama “The People’s Bid for TikTok” dan mengajukan penawaran kepada ByteDance. Mereka berencana mengubah TikTok menjadi platform media sosial terdesentralisasi yang memberikan kontrol lebih kepada pengguna atas data pribadi mereka.

Sementara itu, Mahkamah Agung AS sedang meninjau konstitusionalitas undang-undang yang mewajibkan penjualan atau pelarangan TikTok. Selama persidangan, para hakim tampak cenderung mendukung posisi pemerintah yang menganggap aplikasi tersebut sebagai ancaman keamanan nasional.

Jika larangan diberlakukan, para pesaing TikTok seperti Meta (Facebook, Instagram), YouTube, dan Snap diperkirakan akan mendapatkan keuntungan signifikan. Mereka siap merebut pangsa pasar TikTok, yang memiliki sekitar 170 juta pengguna di AS dan pendapatan iklan yang signifikan.

Situasi ini menimbulkan ketidakpastian bagi pengguna dan pengiklan TikTok di AS. Banyak yang menunggu keputusan akhir pemerintah dan potensi akuisisi oleh pihak lain.

Penulis : tiko

Editor : Tiko





Source link

Berita Terkait

Ini Cara Dapat Diskon 50% Paket Data Ramadan-Lebaran 2025 dari Komdigi dan Operator Seluler
Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Strategi Hilirisasi Terbaik, Dirut Dianugrahi CEO Teladan
Desa Tawangargo Jadi Pusat Hortikultura Modern dan Ramah Lingkungan
SIG Perkuat Komitmen Keberlanjutan dengan ESG dan Program Inovatif
WA Tak Dibalas Ahmad Labib Kritik Dirut Petrokimia Gresik
KKP Bekukan Izin 11 Kapal di Laut Arafura, Diduga Terlibat Transhipment Ilegal
PT Freeport Indonesia Percepat Perbaikan Smelter di Gresik, Gunakan Pesawat Kargo Antonov
Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Gold untuk Program TJSL TAMENG di Indonesian SDGs Awards

Berita Terkait

Kamis, 27 Maret 2025 - 04:44 WIB

Ini Cara Dapat Diskon 50% Paket Data Ramadan-Lebaran 2025 dari Komdigi dan Operator Seluler

Senin, 24 Maret 2025 - 16:43 WIB

Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Strategi Hilirisasi Terbaik, Dirut Dianugrahi CEO Teladan

Senin, 17 Maret 2025 - 04:40 WIB

Desa Tawangargo Jadi Pusat Hortikultura Modern dan Ramah Lingkungan

Jumat, 14 Maret 2025 - 16:39 WIB

SIG Perkuat Komitmen Keberlanjutan dengan ESG dan Program Inovatif

Rabu, 12 Maret 2025 - 04:38 WIB

WA Tak Dibalas Ahmad Labib Kritik Dirut Petrokimia Gresik

Berita Terbaru