Duka mendalam menyelimuti keluarga Achmad Ghiffary Haekal Nur (17), santri Pondok Pesantren Al Khoziny yang meninggal dalam insiden ambruknya bangunan pondok. Santri asal Gresik itu baru saja pulang menunaikan ibadah umrah bersama ibu dan kakak sulungnya.
Haekal merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, pasangan almarhum Abdul Azis dan Sundari (56), warga Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Gresik. Jenazahnya dimakamkan di samping makam sang ayah di Dusun Wukir, Desa Wangen, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, Rabu (8/10/2025).
Menurut ibunya, Sundari, Haekal baru menunaikan ibadah umrah pada Agustus 2025. “Haekal berangkat umrah bersama saya dan kakaknya. Setelah pulang, dia sempat libur Maulid Nabi dan bilang agak malas kembali ke pondok, tapi saya bujuk karena sebentar lagi dia lulus,” ujar Sundari, Rabu (8/10/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sundari mengenang Haekal sebagai anak pendiam dan taat ibadah yang sejak kecil bercita-cita menjadi ulama. “Dia memang sudah dari kecil itu kepengen jadi kyai, katanya ingin mondok sesuai keinginan almarhum ayahnya,” kenangnya.
Sang ayah, Abdul Azis, merupakan guru PPKN di SMK PGRI Gresik yang telah mengabdi selama tiga dekade. Sebelum meninggal empat tahun lalu, ayahnya sempat berpesan agar Haekal menimba ilmu di pondok pesantren.
Paman korban, M Imron (67), juga membenarkan bahwa Haekal adalah sosok yang santun dan dermawan. “Haekal anaknya pendiam, tapi kalau ada yang minta sesuatu dan dia sreg, pasti dikasih. Setelah umrah kemarin, dia terlihat lebih tenang,” tuturnya.
Pihak keluarga mengaku ikhlas atas kepergian Haekal dan tidak berniat menuntut siapa pun. “Kami ikhlas, semua ini sudah menjadi takdir Allah SWT,” ucap Sundari.
Editor : Akhmad Sutikhon