Program OPOP di Jawa Timur Mendapat Pengakuan Internasional
Program One Pesantren One Product (OPOP) yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk periode 2019-2024 berhasil menarik perhatian dari publik internasional. Salah satu apresiasi datang dari Rajamanggala University of Technology Krungthep (RMUTK) Thailand. Sekretaris OPOP Jawa Timur, M. Ghofirin, menyampaikan rasa bangganya atas pengakuan ini.
Peran Strategis Islam di Thailand
Ghofirin menjelaskan bahwa Islam menjadi agama mayoritas kedua di Thailand setelah Buddha, dengan populasi mencapai 4 juta dari total 65 juta penduduk. Oleh karena itu, RMUTK Thailand menyadari pentingnya peran aktif perguruan tinggi dalam melakukan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas Muslim di negara tersebut. Pemberdayaan ini dapat membuka peluang baru dalam mengembangkan ekonomi Thailand.
Pondok Pesantren Sebagai Pilar Pemberdayaan Ekonomi
Dengan jumlah pondok pesantren mencapai 7.200 dan santri hampir 1 juta di Jawa Timur, pesantren memiliki posisi strategis dalam pembangunan ekonomi. Hal ini dipertegas dengan regulasi yang mendukung, seperti UU RI Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, Perda Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2022, dan Pergub Jawa Timur Nomor 43 Tahun 2023. OPOP fokus pada pemberdayaan pesantren, santri, dan alumni untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Replikasi Program OPOP di Thailand
Prof. Dr. Yaoping Liu dari Rajamanggala University of Technology Krungthep sangat yakin bahwa program OPOP yang telah berhasil di Jawa Timur bisa diterapkan di Thailand. Ia berharap mendapatkan bantuan dari narasumber berkompeten di bidang pemberdayaan ekonomi Muslim Jawa Timur untuk berbagi pengalaman dan membantu mengembangkan program serupa di Thailand.