GIRIMU.COM — Dalam rangka memperingati Milad ke-113 Muhammadiyah, SD Muhammadiyah 1 Driyorejo (SD Mudri) Gresik menghadirkan sebuah pertunjukan istimewa yang menggabungkan nilai sejarah, seni, dan pendidikan karakter. Mengusung tajuk “Sang Pencerah”, drama kolosal melibatkan total 40 siswa kelas 6. Panggung besar disetting menggunakan 6 jarik sebagai tabir untuk menambah kesan kental suasana Jawa pada zaman itu, Jumat (14/11/2025).
Pertunjukan ini menjadi simbol refleksi perjalanan panjang Muhammadiyah dalam membawa pencerahan bagi bangsa. Melalui enam tabir jarik, yang masing–masing mewakili fase pemikiran dan perjuangan KH Ahmad Dahlan, para siswa menampilkan kisah inspiratif pendiri Muhammadiyah itu dengan penuh penghayatan.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tabir pertama menggambarkan masa kecil Ahmad Dahlan yang dikenal tekun belajar dan memiliki rasa ingin tahu tinggi. Peram Ahmad Dahlan kecil dipercayakan kepada Muhammad Ibrahim Arraafif dari kelas 2 Utsman.
“Senang bisa ikut tampil,” ucapnya bangga.
Dengan alur yang ringan namun menyentuh, para siswa kelas bawah memerankan suasana kampung Kauman pada era 1800-an dengan kostum tradisional yang menarik. Siswa mengenakan lurik dan kain batik dengan berbagai warna serta aneka properti dari anyaman dan tembikar dari zaman dulu.
Tabir kedua hingga keempat menampilkan fase transformasi pemikiran KH Ahmad Dahlan saat mempelajari ilmu agama di Makkah dan kepulangannya ke Nusantara. Di sinilah konflik dramatik muncul ketika Yai Dahlan mencoba memperbaiki arah kiblat dan menghadapi resistensi dari masyarakat yang belum memahami gagasannya.
Memasuki tabir kelima, penonton diajak menyaksikan bagaimana dakwah pencerahan mulai diterima dan disebarkan melalui pendirian sekolah–sekolah Muhammadiyah.
“Senang bisa memerankan tokoh KH Ahmad Dahlan,” ucap Ibrahim Arland Sukandar, siswa kelas VI. Mengenakan jubah warna putih dengan sorban di kepala, Arland tampil percaya diri sejak pagi hari.
Tabir terakhir menjadi puncak pertunjukan, lahirnya gerakan besar Muhammadiyah yang kini telah berusia 113 tahun. Melalui formasi panggung yang berukuran 6 x 4 meter, ratusan siswa mengenakan jarik yang mengangkat sebagai simbol tersingkapnya kebodohan dan munculnya cahaya ilmu.
Melibatkan total 40 siswa yang duduk di kelas VI sebagai pemeran drama, persiapan dilakukan selama kurang lebih 2 minggu. Bertindak sebagai Sutradara, Izzatun Nafsy, SPd dan Yasmin Wahyu Zuraidah, SPd, keduanya adalah guru kelas 5 dan kelas 3. Mengampu sebagai guru bahasa arab SD Mudri Annisa Vidyasari, SHum, SPd dipercaya untuk menempati peran sebagai penata musik dalam perhelatan kali ini.
Ainun Najib, SPd, Ketua Panitia acara menyampaikan, bahwa drama kolosal ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana edukasi untuk memperkenalkan sejarah Muhammadiyah kepada generasi muda. Ia berharap, nilai perjuangan, keberanian, dan semangat pembaruan dapat tertanam dalam karakter siswa.
Peringatan Milad Muhammadiyah tahun ini menjadi momentum bagi sekolah untuk meneguhkan komitmen dalam mencetak generasi berakhlak, berilmu, dan berkemajuan yang selaras dengan spirit Sang Pencerah yang diwariskan lebih dari satu abad lalu. (*)
Kontributor: Elisyah Susanty
Post Views: 1







