Banyuwangi, Jatim.co – Meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen dalam beberapa tahun terakhir, menjadi tantangan tersendiri bagi para pemandu wisata atau guide, Rabu (11/6/2025).
Seperti diketahui Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen yang menjadi salah satu destinasi wisata primadona di Banyuwangi, khususnya bagi wisatawan mancanegara. Beberapa tahun belakangan ini, turis asal China tampak mendominasi jumlah pengunjung di kawasan ini.
Namun, kendala bahasa menjadi tantangan besar bagi para pemandu atau guide, mengingat sebagian besar wisatawan dari China tidak banyak yang fasih berbahasa Inggris, bahkan jarang sekali berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Merespons hal ini, sedikitnya delapan pemandu wisata di TWA Kawah Ijen saat ini sedang giat belajar Bahasa Mandarin. Pelatihan tersebut berlangsung di Dusun Tanah Los, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi.
Dengan modal mandiri, mereka mengundang seorang mentor untuk mendalami kemampuan berbahasa Mandarin. Salah satu pemandu wisata, Sigit, mengungkapkan alasan mengikuti pelatihan tersebut.
“Wisatawan ke Kawah Ijen saat ini kebanyakan dari China. Mereka sangat jarang yang bisa menggunakan Bahasa Inggris sehingga membuat saya dan teman-teman berinisiatif untuk mengikuti pelatihan Bahasa Mandarin,” ujar Sigit.
Pelatihan ini dipandu oleh Sulistiyani, seorang mentor Bahasa Mandarin yang rela menempuh perjalanan jauh dari Banyuwangi Kota untuk berbagi ilmu. Ia mengaku senang dapat membantu para pemandu wisata mengatasi kendala komunikasi dengan wisatawan China.
“Pelatihan sudah kita laksanakan selama dua minggu ini, saya mengisi kelas Bahasa Mandarin. Mereka sudah sangat lancar, tinggal memperbaiki beberapa kata yang hampir sama bunyinya. Semoga teman-teman bisa meningkatkan kemampuan Bahasa Mandarinnya dengan baik,” ucap Sulistiyani
Sulistiyani terus mendukung teman-teman guide ini, karena ada beberapa kali masalah terkait komunikasi dengan turis China yang tidak bisa Bahasa Inggris. Sebab turis China semakin banyak datang ke Kawah Ijen, para guide lokal perlu lebih mendalami Mandarin.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para pemandu wisata di TWA Kawah Ijen dapat memberikan pelayanan yang lebih baik, sehingga meningkatkan kenyamanan dan kepuasan mereka selama berkunjung ke Kawah Ijen.
Baik Sigit maupun Sulistiyani berharap agar mendapat perhatian serius dari pihak terkait, seperti Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Mengingat potensi Taman Wisata Alam Kawah ijen juga memberi dampak positif pada perekonomian masyarakat seperti guide dan pelaku UMKM disekitarnya. (riz)