Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengejar target angka prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024.
“Alhamdulillah, jika dilihat tren datanya, angka prevalensi stunting Jatim terus menurun. Kemarin, Wapres menggelar rapat khusus terkait percepatan penurunannya dan disampaikan bahwa prevalensi Jatim per awal 2024 ini adalah 17,7 persen,” ujar Khofifah dalam keterangannya di Surabaya, Rabu.
Gubernur wanita pertama di Jawa Timur tersebut menjelaskan, angka prevalensi di wilayah tersebut adalah 19,2 persen pada 2023, masih di bawah rata-rata nasional yaitu 21,5 persen.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, semua elemen harus bekerja keras untuk bisa mengejar target 14 persen hingga akhir 2024,” katanya.
Wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu, sampai saat ini aktif melakukan upaya menurunkan angka stunting, seperti membagikan telur ayam gratis pada ibu hamil dan anak-anak saat dilakukan operasi pasar di seluruh daerah di Jatim.
Tidak hanya itu, di Muslimat NU, Khofifah juga telah merancang program khusus untuk dalam upaya penurunan stunting, mulai dari gerakan sedekah satu butir telur setiap hari, menggagas ibu asuh stunting, hingga melakukan deklarasi komitmen bersama memerangi stunting saat acara Harlah Muslimat NU ke-78 di Gelora Bung Karno pada Januari 2024.
“Karena stunting ini bukan hanya masalah kesehatan, melainkan masalah serius yang berkaitan dengan keberlangsungan pembangunan bangsa. Terlebih, kita sedang menyongsong Indonesia Emas 2045 yang artinya generasi bangsa di tahun tersebut haruslah sehat dan memiliki tumbuh kembang optimal,” ujarnya.
Lebih lanjut, peraih Penerima Honorary Award for Global Peace and Women Empowerment atau Perdamaian Global dan Pemberdayaan Perempuan dari Minhaj-Ul-Quran International ini pun menyebutkan bahwa mencegah stunting harus dilakukan sejak anak perempuan menginjak usia remaja, agar memiliki kecukupan asupan zat besi untuk menghindari anemia.
Selain itu, saat hamil hingga 1000 hari pertama bayi, kata Khofifah, kecukupan gizi juga harus dipastikan agar mendukung pertumbuhan optimal.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang dipaparkan dalam rapat bersama Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin, ada tiga provinsi di Indonesia yang sudah mencapai target RPJMN dengan prevalensi stunting di bawah 14 persen, yaitu provinsi Riau (13,6 persen), Jambi (13,5 persen), dan juga Bali (7,2 persen).
Sedangkan lima provinsi di Indonesia yang tercatat sebagai daerah dengan prevalensi stunting tertinggi dengan persentase lebih dari 30 persen, yaitu Papua Tengah (39,4 persen), NTT (37,9 persen), Papua Pegunungan (37,3 persen), Papua Barat Daya (31 persen), dan Provinsi Sulawesi Barat (30,3 persen).
Sumber berita ini dari [antarajatim].