Dari Sampah Jadi Cuan, Warga Wringinanom Olah Limbah Jadi Kompos

- Jurnalis

Sabtu, 8 November 2025 - 14:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tangan Achmad Taufik, tumpukan daun kering dan sisa dapur yang biasa dianggap tak berguna justru jadi sumber penghidupan. Warga Desa Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik itu sukses mengubah limbah organik menjadi pupuk kompos bernilai jual tinggi.

Berbekal pengalaman bekerja di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), Taufik kini mengelola usaha rumahan pengomposan di halaman rumahnya. Setiap hari, ia telaten mengaduk daun kering dan sisa makanan yang telah difermentasi.

“Kalau orang lain pusing sama sampah, saya justru senang lihat daun kering dan kulit pisang. Itu bukan sampah, itu duit,” ujarnya sambil tersenyum.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Usaha yang dirintis lima tahun lalu itu kini berkembang pesat. Dengan lahan terbatas, Taufik mampu mengolah hingga dua ton sampah organik setiap kali produksi. Hasilnya berupa kompos berwarna gelap dan bertekstur halus yang bisa dipanen setiap dua hingga tiga minggu.

“Prosesnya sederhana tapi harus telaten. Kalau benar, hasilnya berkualitas dan banyak yang cari,” tuturnya.

Taufik kini memasarkan kompos dalam kemasan besar seberat 20 kilogram. Menurutnya, pembeli lebih menyukai ukuran besar karena lebih ekonomis.

“Dulu sempat jual ukuran kecil, tapi yang laku justru yang besar. Jadi sekarang fokus di 20 kilo,” jelasnya.

Pembelinya datang dari berbagai kalangan, mulai dari kelompok PKK, sekolah adiwiyata, hingga penghobi tanaman dari Wringinanom, Benjeng, Balongpanggang, dan Gresik kota.

“Lumayan buat tambahan. Sebulannya antara Rp800 ribu sampai Rp1,3 juta,” kata Taufik.

Sebagian produknya ia jual langsung, sebagian lagi lewat mitra yang membantu distribusi. Tanpa logo megah atau promosi daring, usaha Taufik berjalan berkat kualitas dan kepercayaan pelanggan.

Bagi Taufik, setiap karung kompos yang ia hasilkan bukan sekadar produk, melainkan bentuk nyata kepedulian terhadap lingkungan.

“Setiap karung yang terjual bukan cuma menambah uang di kantong, tapi juga mengurangi beban TPA. Kita cuma perlu melakukan aksi nyata,” pungkasnya.

Editor : Rizkie Andrie

Follow WhatsApp Channel www.kabargresik.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow



sumber berita ini dari [kabargresik.com]

Berita Terkait

SD Muwri Kirim Enam Kader ke Upgrading IPM Kids Gresik
DPRD Gresik Luncurkan “Kamis Aspirasi” untuk Aduan Cepat Warga
Dua Siswa SD Al Islam Cerme Raih Juara di Kompetisi Unggul Menuju Prestasi SMKN 1 Lamongan
Musikalisasi Puisi Warnai Bulan Bahasa Spemupat
Bapemperda Gresik Minta Pemkab Konsisten di Modal Gresik Migas
Ibu Hamil Terpapar Mikroplastik di Gresik, Dokter : Berpotensi Sebabkan Stuntin
Di Pengajian Ahad Pagi PDM, Abah Shol Beberkan Cara Ikhlas Berhidmat dalam Ber-Muhammadiyah
Silaturahmi Spemutu dan Almadany Gresik Penuh Keakraban
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 8 November 2025 - 14:35 WIB

Dari Sampah Jadi Cuan, Warga Wringinanom Olah Limbah Jadi Kompos

Jumat, 7 November 2025 - 20:30 WIB

SD Muwri Kirim Enam Kader ke Upgrading IPM Kids Gresik

Jumat, 7 November 2025 - 02:30 WIB

DPRD Gresik Luncurkan “Kamis Aspirasi” untuk Aduan Cepat Warga

Kamis, 6 November 2025 - 08:23 WIB

Dua Siswa SD Al Islam Cerme Raih Juara di Kompetisi Unggul Menuju Prestasi SMKN 1 Lamongan

Rabu, 5 November 2025 - 14:20 WIB

Musikalisasi Puisi Warnai Bulan Bahasa Spemupat

Berita Terbaru

Gresik

SD Muwri Kirim Enam Kader ke Upgrading IPM Kids Gresik

Jumat, 7 Nov 2025 - 20:30 WIB

Gresik

Musikalisasi Puisi Warnai Bulan Bahasa Spemupat

Rabu, 5 Nov 2025 - 14:20 WIB