Banyuwangi, Jatim.co – Lumpuhnya aktifitas di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, akibat terbatasnya armada kapal penyeberangan Ketapang – Gilimanuk karena menunggu hasil inspeksi seluruh Kapal Motor Penumpang (KMP) yang ada oleh pihak otoritas syahbandar mengakibatkan penumpukan antrian truk, Jum’at (18/7/2025).
Kondisi lumpuh total ini berlangsung sejak Rabu (16/7/2025) siang, akibatnya ratusan truk melakukan aksi blokade. Mereka memarkir kendaraan secara rapat di jalur keluar dermaga LCM. Hal ini menyebabkan seluruh akses keluar pelabuhan tertutup selama hingga beberapa jam.
Aksi blokade ini dimulai pukul 11.00 WIB dan merupakan lanjutan dari aksi serupa yang sempat dilakukan sejak pagi hari. Para sopir menuntut penambahan jumlah kapal pengangkut barang di dermaga LCM, yang menurut mereka tidak sebanding dengan volume kendaraan logistik yang menumpuk.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu sopir truk, Sulistiyanto, mengatakan bahwa ia sudah berada di Pelabuhan Ketapang sejak pukul 08.00 WIB, namun belum mendapat giliran untuk menyeberang. Truknya mengangkut muatan pampers dan kebutuhan balita dari Surabaya yang ditujukan ke Bali.

“Sudah lebih dari 12 jam saya dari jam 03.00 pagi menunggu di area parkir masuk pelabuhan, belum lagi perjalanan dari lepas hutan Baluran sampai di pelabuhan Ketapang macet,” kata Sulistiyanto saat ditemui di lokasi.
Sulistiyanto menduga aksi blokade dilakukan karena banyak sopir kelelahan menunggu kepastian kapan bisa menyeberang. Ia juga mengeluhkan berkurangnya jumlah kapal yang beroperasi di dermaga LCM, yang membuat waktu distribusi barang menjadi sangat lambat.
“Mestinya pihak pelabuhan sudah bisa mengantisipasi, jika banyak kapal yang tidak layak jalan bisa segera mencarikan kapal pengganti, seperti ini kan banyak pihak yang dirugikan,” jelasnya.
Jika situasi normal, pihaknya bisa bongkar muatan di lokasi setelah empat hari perjalanan. Namun karena kondisi seperti ini, hari kelima saja masih berada di Banyuwangi dan belum lagi bisa nyebrang hingga sampai ditempat tujuan.
Saat ditanya lebih jauh tentang kerugian yang ditimbulkan akibat tidak normalnya operasional penyeberangan ketapang – Gilimanuk saat ini, Sulis menjawab banyak sekali. Selain rugi waktu tempuh yang molor, bahan bakar karena sempat macet, tenaga meskipun banyak istirahat saat antri namun pekerjaan lain tertunda. (riz)