Banyuwangi, Jatim.co – Semarak bulan Agustus, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia Ke-80 terasa ada dimana-mana, sudut kampung hingga tengah kota masyarakat antusias selenggarakan berbagai kegiatan dan lomba untuk mengisi kemerdekaan, Jum’at (8/8/2025).
Tak terkecuali puluhan emak-emak warga Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi, mereka mengikuti lomba unting-unting (mengikat) kangkung dengan cepat dan rapi di depan kantor keluarahan setempat.
Komariyah, Lurah Penataban mengatakan, lomba unik ini sengaja diadakan panitia untuk mengisi peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Kelurahan Penataban.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu juga sebagai sarana untuk mengenalkan kepada generasi muda mengenai perjuangan orang tua dulu mereka, bagaimana perjuangan hidup generasi sebelumnya saat memproses pengikatan kangkung sebelum dijual dipasaran.
“Kita adakan kepada dua generasi yakni usia 65 tahun keatas dan remaja putri usia 17-25 tahun, seperti diketahui banyak lahan pertanian di sekitar Penataban ditanami sayur termasuk kangkung, ini termasuk untuk mengenalkan produk unggulan masyarakat,” ujar Komariyah, Kamis (7/8/2025).
Meski sudah lanjut usia, namun para nenek tersebut terlihat cekatan dalam mengikat kangkung, nampak jemari mereka sangat lincah membersihkan, memilah dan mengikat kangkung dengan tali. Hal ini tentu sudah menjadi kebiasaan dan rutinitas kebiasaan masyarakat Penataban.
Berbeda saat lomba unting kangkung ini untuk kategori remaja putri usia 17 hingg 25 tahun, riuh tawa penonton dan pendukung peserta menambah ramainya lomba. Maklum para remaja putri belum terbiasa untuk memilih dan mengikat kangkung dengan waktu yang sangan cepat.
Komariyah menambahkan Kelurahan Penataban dikenal sebagai daerah penghasil kangkung. Sebagian besar kegiatan warganya adalah petani kangkung dan ibu-ibunya mendapat tugas untuk membersihkan, memilih dan mengikat kangkung setelah dipanen dari sawah.
“Bagi masyarakat Penataban yang notabene banyak petani dan pedagang di pasar, mengunting kangkung menjadi pekerjaan dan keseharian mereka, jadi kalau tidak bisa unting-unting kangkung maka belum bisa disebut sebagai orang Penataban,” pungkasnya.
Lomba ini juga sebagai mendekatkan diri kepada masyarakat dan bentuk kearifan lokal masyarakat sekitar. Penilaian lomba diambil jika mereka mampu mengikat batang sayur kangkung dengan ketentuan waktu dan mencapai hingga seperseratus ikat kangkung. (riz)