Banyuwangi, Jatim.co – Waduh! Seminggu ke depan warga Banyuwangi bakalan mandek jegrek mobilitasnya, transportasi terancam macet di semua jalur pintu masuk dan keluar Banyuwangi.
Sejak Kamis, (24/7/2025), Jalur Gumitir resmi ditutup total karena perbaikan jalur, sementara arus kendaraan dari arah utara Banyuwangi lewat Pantura Situbondo–Ketapang masih lumpuh total akibat antrean penyeberangan yang mengular hingga mencapai lebih dari 20 kilometer.
Tidak itu saja? Sebentar lagi, Senin (28/7/2025), kalender resmi balap sepeda Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) akan hadir selama 4 hari, bakal menambah daftar panjang kepadatan lalu lintas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Belum pula agenda kegiatan masyarakat diberbagai sudut desa atau kecamatan yang menggelar acara pawai atau kirab budaya, yang salah satu isinya adalah parade dengan menggunakan sound horeg dan iring-iringan barisan dibelakangnya.
”Lebih baik sementara waktu jangan ke Banyuwangi dulu jika tidak ada kepentingan yang benar-benar mendesak. Semua akses transportasi darat baik masuk dan keluar Banyuwangi rawan macet parah,” ujar salah satu petugas lapangan Dishub yang enggan disebutkan namanya.
Kepala Dinas Perhubungan Jatim Nyono sendiri menyampaikan kekhawatiran kondisi ini, dan makin memperparah krisis logistik dan perputaran ekonomi di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.
“Kalau Gumitir ditutup total dan Pantura belum terurai, Banyuwangi bisa benar-benar terisolasi. Ini bukan soal wisata lagi, tapi soal distribusi barang dan ekonomi daerah,” jelasnya.
Dinas Perhubungan Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah meminta agar Jalur Gumitir tak ditutup sepenuhnya. Pihaknya mengusulkan sistem buka-tutup agar masih ada napas lalu lintas dari selatan.
“Kendaraan dari arah Jember akan kehilangan jalur utama. Kalau dipaksa lewat jalur alternatif Ijen, itu sangat berbahaya untuk truk besar,” tegas Nyono.
Sementara itu dari sisi utara, kemacetan dari arah Situbondo menuju Pelabuhan Ketapang masih mengular hingga mencapai lebih dari 20 kilometer. Truk-truk tronton terjebak berjam-jam, sebagian bahkan mogok di tengah jalan.
Hanya empat kapal yang beroperasi di dermaga LCM, yaitu KMP Agung Samudera XVIII, KMO Karya Maritim I, KMP Agung Samudera IX, dan KMP Samudera Utama. Sisanya sedang perawatan atau terganggu air surut.
”Macet mulai dari Bangsring sampai jalan lingkar Ketapang. Saya dari Watudodol pukul 02.30 dini hari, baru sampai jam 09.00. Padahal saya ke kota, bukan mau nyeberang,” keluh Dicky, warga Penataban, yang harus terjebak 7 jam tanpa kepastian.
Kondisi akan semakin pelik karena Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tetap akan menggelar Tour de Banyuwangi Ijen 28–31 Juli mendatang. Ajang balap sepeda internasional yang masuk kalender resmi Union Cycliste Internationale (UCI).
Event tahunan ini jelas akan menutup sejumlah ruas jalan utama, karena melihat rute yang disampaikan akan melewati jalur kemacetan seperti Watu Dodol. Belum pula jalur erek-erek menuju pal tuding ijen, termasuk dari Genteng menuju pusat kota. (riz)