May13 , 2024

    Jatim Punya Desa Devisa Terbanyak se-Indonesia

    Related

    Dukung Progam Banyuwangi Tanpa Stunting, Begini Lazismu Wujudkan Partisipasinya

    Banyuwangi.Jatim.co – Guna mendukung Program Banyuwangi Tanpa Stunting Pemerintah...

    Adu Banteng Suzuki Ertiga Kontra Toyota Avanza Di Banyuwangi Tanpa Korban Jiwa

    Banyuwangi. Jatim.co – Insiden adu banteng yang melibatkan Suzuki...

    Hari kedua masuk kerja Bupati Ipuk halal bi halal ke Pimpinan Muhammadiyah Banyuwangi

    Banyuwangi, Jatim.co – Hari kedua masuk kerja pasca libur...

    Gempa Tuban Guncang Bawean: Kerusakan dan Kekhawatiran Warga

    Gempa bermagnitudo 6.5 yang mengguncang Tuban pada Jumat...

    Share

    Jawa Timur  tercatat memiliki sebanyak 149 desa devisa, hal ini terlihat di  data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) hingga 31 Desember 2023.

    Melihat fenomena ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku optimistis kinerja ekspor usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di provinsi yang dipimpinnya akan terus meningkat di tahun 2024.

    “25 persen dari total sebanyak 613 desa devisa yang terdata se-Indonesia berada di Jatim,” katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Selasa.

    Sementara tercatat sebanyak delapan Desa Pendulum Devisa di Jatim.

    Gubernur Khofifah menyatakan komitmen untuk terus mengembangkan program desa devisa bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Desa Pendulum Devisa, serta Bank Jatim.

    “Program desa devisa menjadi salah satu upaya untuk memaksimalkan ekspor komoditas unggulan Jatim,” ujarnya.

    Khofifah mengungkapkan beragam komoditas desa devisa antara lain tenun gedog asal Tuban, jahe serta gula aren (Pacitan), batik aroma terapi (Bangkalan), kopi (Bondowoso), daun kelor (Sumenep), gendang jimbe (Blitar), udang vaname (Situbondo) dan rumput laut (Sidoarjo).

    Menurutnya pelaku usaha yang tergabung dalam Program Desa Devisa maupun Desa Pendulum Devisa akan mendapatkan pembinaan intensif demi peningkatan kualitas produk, manajemen keuangan dan pemasaran, serta fasilitasi pembiayaan ekspor.

    “Semua ini terbentuk atas sinergi dan kolaborasi yang baik antara Pemprov Jatim, Pemkab/Pemkot, LPEI, Bank Jatim serta pelaku usaha. Dengan jumlah desa devisa yang dimiliki Jatim ini, saya optimistis akan menjadi pendongkrak kinerja ekspor kita,” ucapnya.

    spot_img